ERP (Enterprise Resource Planning) adalah software atau aplikasi bisnis yang dapat mengotomatisasi dan mengintegrasi berbagai aktivitas teknis dan fungsional di dalam suatu perusahaan, mulai dari pembelian, penjualan, gudang, keuangan, hingga personalia. Integrasinya dapat mencatat data secara akurat dan mempercepat proses pengambilan keputusan manajemen. Berdasarkan sistem instalasinya, software ERP terbagi menjadi 2 jenis, yaitu: on-premise ERP (ERP on-premise) dan cloud-based ERP (ERP cloud).
ERP Cloud
ERP cloud adalah ERP software yang diinstal di infrastruktur dari suatu cloud computing. Data tersebut juga bisa di-backup secara berkala dan perusahaan hanya perlu membayar sumber daya yang digunakan. Dengan begitu, perusahaan dapat meningkatkan ketersediaan dan skalabilitas dengan menghemat waktu dan biaya.
Infrastruktur cloud terbagi menjadi 3 kategori, yakni:
– Public cloud: infrastruktur cloud yang dirancang untuk banyak perusahaan, sehingga perusahaan 1 harus berbagi cloud dengan perusahaan lainnya.
– Private cloud: infrastruktur cloud yang dirancang hanya untuk 1 perusahaan.
– Hybrid cloud: kombinasi antara public cloud dan private cloud.
baca juga : 7 ERP on Cloud Terbaik di tahun 2023
ERP On-Premise
ERP on-premise adalah ERP software yang diinstal di server perusahaan dengan perlindungan firewall. Dengan begitu, ERP on-premise menawarkan keandalan dan keamanan tingkat tinggi, di mana perusahaan bisa mendapatkan level kendali yang tidak ditawarkan cloud. Namun, proses instalasi software on-premise membutuhkan biaya yang tinggi. Selain untuk instalasi, biaya ini juga digunakan untuk mengatur dan menjaganya.
Software on-premise membutuhkan server hardware, lisensi software, kapabilitas yang terintegrasi, dan divisi IT untuk mengatasi isu yang berpotensi muncul. Selain itu, perusahaan juga perlu menanggung kerusakan yang terkadang muncul saat menggunakannya.
Baca juga : 10 ERP On-Premise Terbaik di tahun 2023
ERP Cloud vs ERP On-Premise
Terdapat beberapa perbedaan yang signifikan antara cloud-based ERP dan on-premise ERP, antara lain:
Deployment
Dengan infrastruktur cloud, setiap sumber daya akan di-deploy di dalam infrastruktur cloud tersebut. Meski begitu, perusahaan akan memiliki akses dan bisa menggunakan sumber daya itu sebanyak yang diinginkan.
Sementara dengan infrastruktur on-premise, sumber daya akan di-deploy di dalam infrastruktur IT perusahaan. Dengan demikian, perusahaan itu bertanggung jawab untuk mengendalikan setiap proses dan isu yang muncul.
Biaya
Jika software ERP di-deploy secara on-premise, maka perusahaan harus bertanggung jawab atas ruangan, biaya server, dan konsumsi daya. Sedangkan jika software ERP di-deploy di cloud, maka perusahaan hanya perlu membayar sumber daya yang digunakan tanpa biaya pemeliharaan server (server maintenance).
Kepatuhan
Untuk perusahaan yang beroperasi di bawah regulasi tertentu, seperti telehealth dan e-learning, software perlu dirancang berdasarkan kepatuhan terhadap regulasi tersebut, sehingga biasanya memilih software on-premise. Namun, perusahaan juga bisa menggunakan infrastruktur cloud dengan memastikan bahwa vendor cloud yang dipilih mematuhi regulasi industri tempat perusahaan itu beroperasi.
Aksesibilitas
Vendor yang menginstal cloud-based ERP bertanggung jawab terhadap aplikasi, server, pemasangan, penyimpanan data, sistem operasi, infrastruktur fisik, update, upgrade, dan kustomisasi.
Tersimpannya data perusahaan di cloud membuatnya dapat diakses dan dikirim dari mana saja dan kapan saja. Oleh karena itu, cloud-based ERP merupakan pilihan yang tepat untuk perusahaan global, karena bisa menghubungkan kantor pusat, kantor cabang, rekan bisnis, dan konsumen di berbagai kota dan negara dengan mudah.
Cloud-based ERP juga mempermudah administrator dengan menyediakan sumber daya komputasi yang sesuai permintaan tanpa harus diterapkan di sebuah server. Selain itu, fitur auto-skalabilitas juga memudahkan perusahaan untuk meningkatkan dan menurunkan skala sistem sesuai kebutuhan yang mungkin bervariasi setiap waktu.
Sedangkan on-premise ERP hanya dapat diinstal di komputer yang terkoneksi ke server perusahaan dan membutuhkan biaya tambahan yang besar untuk peningkatan atau penurunan skala sistem.
Keamanan
Jika perusahaan menggunakan infrastruktur cloud, maka data dan kunci enkripsi ada di vendor cloud, sehingga perusahaan bisa mengaksesnya. Namun, tidak memiliki kendali penuh atasnya. Untuk memastikan keamanan data, sebaiknya gunakan cloud terpercaya, seperti Amazon Web Services, yang bukan hanya aman, namun juga memberikan fleksibilitas resource spesifikasi dengan biaya bulanan.
Jika perusahaan menggunakan infrastruktur IT sendiri (on-premise), maka perusahaan memiliki hak dan kendali penuh atas seluruh data tersebut, sehingga cenderung lebih aman. Oleh karena itu, perusahaan dengan sensitivitas tinggi, seperti lembaga pemerintahan akan cenderung memilih infrastruktur on-premise.
Kesimpulan
Jadi, manakan yang terbaik? On-premise ERP atau cloud-based ERP? Jawabannya ada bergantung pada kebutuhan dan keinginan perusahaan Anda sendiri. Apabila Anda membutuhkan informasi lebih lanjut terkait instalasi on-premise ERP atau cloud-based ERP.
Silakan hubungi Kosta Consulting yang berpengalaman lebih dari 10 tahun dibidang implementasi erp pada nomor telepon/whatssap 0821-2228-2266 atau email sales@kosta-consulting.com.